BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk mengatasi segala permasalahan hidup walaupun orang-orang Musyrik membencinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Rob yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya dan ummat yang mengikutinya hingga hari pembalasan.
Allah berfirman :
وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ , إِنَّ اللهَ كَانِ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا _ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ , وَكَفَى بِاللهِ وَكِيْلاً.
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui atas perbuatanmu. Dan hendaklah bertawakkal kepada Allah dan cukuplah Allah menjadi pemimpinmu” ( Al Ahzab 2-3).
Allah berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ ….الأحزاب:21
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat teladan yang baik”. (Al Ahzab 21).
Firman Allah:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah (Muhammad) Jika kamu sekalian mencintai Allah , maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu”.
Al Qur-an merupakan pedoman hidup yang sempurna, bukan saja dari segi kandungannya tetapi juga dari tertib turunnya wahyu. Maha Bijaksana Allah yang telah mengutus Rasul-Nya yang ummi dengan mempermudah tugasnya untuk menerima, menyampaikan, mengajarkan, dan melaksanakan wahyu dengan menurunkannya secara bertahap, dengan tertib dan teratur Secara garis besar wahyu diturunkan didua tempat dan dua keadaan, yaitu di Mekkah dan Madinah.
Di Mekkah yang masih dipenuhi kemusyrikan dan kehidupan jahiliyah, ayat-ayat yang diturunkan berkenaan Aqidah Tauhid. Ayat-ayat seperti Al Alaq, Al Mudatsir, An Nas, Al Falaq, Al Ikhlas, Al Lahab dan Al Kafirun bertujuan meletakan dasar kepercayaan kepada keesaan Allah sekaligus membongkar akar kemusyrikan jahiliyah. Urusan kepercayaan adalah urusan hati, perlu difahami dan dihayati oleh akal fikiran untuk seterusnya menjadi keyakinan hati. Untuk itu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW dengan methode Tabligh(penyampaian) dan Dakwah.
Adapun Madinah adalah tempat baru yang haus kepemimpinan Rasulullah setelah mereka yang menjadi penduduk utamanya menerima Islam dan bergabung dengan para muhajirin, maka ayat yang diturunkan dititik-beratkan kepada hukum syari’at dilaksanakan dengan methode ta’lim(pengajaran), Amar bilma’ruf dan nahi ‘anil mungkar untuk memelihara dan membina kesejahteraan ummat dan mencegah kejahatan serta Jihad fisabilillah untuk meninggikan kalimat Allah, sebagai manifestasi dari Al Islam ya’ lu wala yu’la alaih ( Islam itu tinggi dan tiada yang melebihi ketinggiannya).
1. Membina diri di Gua Hira.
Naluri suci sebagai calon nabi, membawa Nabi Muhammad untuk beribadah menyendiri di gua Hira mengikuti syari’at Nabi Ibrahim AS. Beliau merasakan sesuatu kejanggalan dalam masyarakatnya yang telah dipenuhi kemusyrikan dan kejahilan, sementara Baitullah masih terseragam sebagai lambang tauhid yang dibina oleh Nabi Ibrahim bersama anaknya Nabi Isma’il as. Orang-orang Quraisy dan masyarakat sekitarnya masih mempercayai Allah sebagai Maha Pencipta, mereka juga melakukan tawaf dan mengerjakan haji di Baitullah, namun cara beribadah dan sembahan mereka sudah menyimpang dari ajaran Tauhid yang ditinggalkan Nabi Ibrahim dengan anaknya Nabi Isma’il as, mereka menyembah berhala yang memenuhi Baitullah yang dianggap sebagai perantara kepada Allah.
Perangai merekapun sangat buruk, perbuatan seperti berjudi, minum arak, berzina, membunuh anak perempuan dan peperangan diantara kabilah karena balas dendam menjadi ciri kehidupan mereka. Allah berkehendak untuk meluruskan kembali pegangan hidup masyarakat Arab khususnya dan ummat manusia pada umumnya. Nabi Muhammad saw dari keturunan Quraisy yang mewarisi penjagaan Kaabah menjadi pilihan Allah karena sikapnya yang jujur dan terpelihara dari kemusyrikan, nalurinya tidak dapat menerima keadaan masyarakatnya itu, bahkan menginginkan pemurnian kepercayaan dan amalan masyarakatnya. Beliau memilih gua Hira berkhalwat dengan Allah.
Gua Hira adalah tempat Nabi saw bermunajat dan beribadah kepada Allah mengikuti syari’at Nabi Ibrahim as, untuk mendapatkan petunjuk, disitulah Allah mengangkatnya sebagai Rasulullah dengan diturunkannya wahyu yang pertama, yaitu surat Al ‘Alaq untuk seterusnya Allah menurunkan AlQur-an secara bertahap dalam waktu 23 tahun sesuai dengan kejadian pada zaman Nabi Muhammad SAW dan pertanyaan.
Sesuatu perubahan perlu dipelopori oleh orang yang mempunyai jati diri. Allah mengangkat para Rasul itu sebagai agen perubahan. Sejak Nabi Adam diturunkan kebumi Allah menyertakan petunjuk untuk kehidupan manusia dibumi. Tabi’at manusia yang suka berkelahi dan mengikut nafsu telah dimanfa’atkan oleh setan untuk menjauhi petunjuk Allah. Oleh itu para Rasul diutus dikalangan orang-orang terpilih untuk membaharui kepercayaan dan amalan berlandaskan panduan hidup dari Allah tersebut.
2. Dakwah rahasia di Rumah Al Arqam.
Seruan Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan dengan sembunyi- sembunyi, mulai dari orang-orang terdekat, yaitu isterinya sendiri Sayyidah Khadijah, kemudian sahabatnya Abu Bakar Bin Abu Quhafah, saudaranya Ali Bin Abu Tholib dan pembantunya Zaid Bin Haritsah. Abu Bakar banyak membantu dakwah Nabi dan berkorban harta seperti untuk memerdekakan Bilal Bin Rabah. Nabi mengumpulkan pengikutnya secara diam-diam dirumah Al Arqam. Ditempat itulah Nabi saw membina para sahabatnya dengan kekuatan tauhidullah dan kesetiaan kapada Rasulullah sebagai tindak lanjut terhadap ikrar mereka mengucap Dua Kalimat Syahadah.
Pihak Quraisy mulai menyadari dakwah Nabi akan mengancam eksistensi kepercayaan mereka, pada awalnya mereka menghadapi dengan berhati-hati, karena masih menjaga kerukunan kaumnya. Pada tahap itu mereka mencoba membujuk Abu Tholib untuk menghalangi Nabi SAW dari meneruskan dakwah tauhidnya, dengan menawarkan kedudukan sebagai raja, atau menjadikan beliau menjadi manusia terkaya di mekah atau memilih wanita tercantik diseluruh Mekah. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menolaknya dengan jawaban : “Sekiranya Matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku menghentikan tugas Da’wah ini, aku tidak sekali-kali akan menghentikannya, sehingga aku selesaikan tugasku atau aku musnah karenanya”.
Bujukan pertama tidak berhasil, pihak Quraisy mencoba dengan bujukan kedua yang ditujukan kepada Abu Tholib, untuk mengadakan pertukaran anak, mereka akan serahkan seorang pemuda tampan untuk menjadi anak angkat Abu Thalib, sedangkan Abu Thalib diminta menyerahkan Nabi Muhammad untuk dibunuh. Atas tawaran itu Abu Thalib spontan saja menjawab, “Aku tidak bodoh untuk menyerahkan anakku untuk kamu bunuh dan kamu serahkan anakmu untuk aku pelihara”.
Tawaran ketiga adalah tawaran untuk berkompromi, yaitu mereka bersedia mengakui ajaran Tauhid yang dibawa Nabi Muhammad dalam waktu setahun , akan tetapi pada tahun berikutnya Nabi Muhammad menyembah berhala bersama mereka. Begitulah seterusnya bergantian. Tawaran ini mendapat jawaban segera dari Allah dengan diturunkannya surah AlKafirun yang isi kandungannya memberi ketegasan bahwa tidak ada kompromi dalam urusan agama.
3. Memberi peringatan terhadap Kaum Kerabat.
Allah SWT membimbing rasulnya untuk melangkah setapak lagi dengan firman Nya :
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ (٢١٤)
. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,”( Asy Syu,ara 214). Untuk pelaksanaan perintah itu Rasulullah mengumpulkan kaum kerabatnya dikaki bukit Shofa, dengan penuh hikmah beliau berkata “ Jika sekiranya aku mengatakan, bahwa dibalik bukit Shofa ini ada sepasukan musuh yang akan menyerang kita. Apakah kalian akan percaya ? “. Mereka menjawab serentak “ Tentu saja kami percaya wahai Al Amin”. Nabi Muhammad SAW melanjutkan ucapannya ” Selamatkanlah dirimu dari adzab neraka. sembahlah Allah dan jangan menyekutukannya. Sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah”.
Abu Lahab dengan spontan berteriak “ Celaka engkau Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami ?”. Allah dengan segera menurunkan laknat kepada Abu Lahab, dengan diturunkannya surat Al Lahab”. Kewibawaan Abu Lahab dapat mempengaruhi kaum kerabat Nabi, sehingga hanya Ali Bin Abu Tholib saja yang baru berusia 7 tahun yang spontan .menjawab “ Ya Saya percaya”. Abu Lahab tidak menerima peringatan Rasulullah saw karena rasa bangga diri sebagai pemimpin Quraisy sedangkan Muhammad hanyalah seorang anak Yatim dan pernah bekerja sebagai penggembala kambing. Kesombongannya menyebabkan ia secara spontan menentang kebenaran peringatan Nabi saw tersebut.
4. Dakwah terang- terangan di Pasar Ukaz.
Rasulullah mendapat pemboikotan di lembah Abu Tholib, yang ditulis didepan pintunya larangan kepada siapapun berhubungan dengan keluarga Rasulullah sehingga rusaknya tulisan itu. Allah mempercepatkan kerusakannya dengan mengutus anai-anai yang memakan pengumuman pemboikotan itu.
Allah SWT menyuruh Rasul Nya melangkah lebih berani dengan firman Nya :
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (٩٤)
94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.(Al-Hijr:94)
Rasulullah SAW memohon kepada Allah agar Islam dikuatkan dengan salah seorang diantara dua nama Umar. Umar Bin Khatab ataupun Umar Bin Hisyam(Abu Jahal).
Dengan kemurahan Allah secara dramatik Umar Bin Khottob yang tengah memuncak kemarahannya dan dengan pedang terhunus berjalan sambil mengancam untuk membunuh Nabi Muhammad saw, tetapi diperjalanan ada seseorang yang menegurnya dan memberitahu bahwa adiknya sendiri telah masuk Islam. Beliau berbalik menuju rumah adiknya, sampai dirumah adiknya, didapati adiknya sedang membaca Al Qur-an .
Adiknya dengan menggunakan ikatan persaudaraan dapat menenangkan emosi Umar dan diberi kesempatan membaca surah Toha yang sedang dibacanya. Setelah itu Umar datang menemui Rasulullah dalam keadaan pedang masih terhunus, yang membuat khawatir para sahabat yang hadir. Namun Rasulullah saw membiarkan Umar masuk, kemudian Umar mengucapkan dua kalimat syahadah dihadapan Rasulullah saw sendiri.
Dengan keberanian dan kegagahannya, Umar menyarankan agar Rasulullah saw tidak sembunyi-sembunyi lagi dalam menyebarkan ajaran agama, beliau bersedia mendampinginya. Dengan demikian Rasulullah saw dibawah pengawalan Umar Bin Khattab turun ke pasar Ukaz memberikan ceramahnya disamping para penya’ir yang memamerkan kemahiran bersya’irnya didepan khalayak ramai. Rasulullah saw juga membenarkan Umar ra untuk membawa para sahabat berpawai keliling Mekah. Atas keberaniannya itu Rasulullah saw memberi gelar Al Faruq kepada Umar. (bersambung)
Part 1
Oleh: Ibnu Shuhadi