Don't Miss
Home / Pemikiran Islam / Manhaj Nubuwah (part 2)
Manhaj Nubuwah (part 2)

Manhaj Nubuwah (part 2)

5. Perjalanan Nabi SAW Pada Malam Isra dan Mi’raj

Pemimpin Quraisy makin keras dan ganas, sehingga Nabi sebagai manusia biasa merasa letih dan tertekan karena penghinaan dan penyiksaan dari pihak Quraisy terhadap dirinya dan para sahabatnya. Maka Allah SWT menurunkan Surat Ad Dhuha dan Al Insyirah, untuk menghibur dan memberi semangat baru. Dan menyuruh Nabi berbesar hati tidak terperangkap dengan halangan yang merupakan resiko perjuangan, tetapi lebih memperhatikan tanggungbjawab terhadap nasib ummat serta memandang jauh kedepan dalam memikul amanah kerasulan.

Ditambah lagi ujian terhadap Nabi saw karena menghadapi ‘aamul huzni (tahun kesedihan) disebabkan Nabi saw ditinggal pamannya Abu Tholib yang selama ini melindunginya serta isterinya yang setia menjadi pendamping dan menyerahkan semua hartanya kepada Nabi saw, keduanya meninggal dunia dalam tahun yang sama merupakan satu lagi ujian Allah terhadap Rasul Nya untuk lebih bertawakkal kepada Allah.

Nabi SAW dinaikkan ke langit dalam peristiwa Isra-Mi’raj, dijemput oleh Allah untuk menyaksikan dengan mata kepalanya keperkasaan Allah. Perkara ghaib yang harus diimani oleh seluruh orang beriman, oleh Allah dibuka tabirnya untuk Nabi Muhammad saw, Rasulullah saw bertemu Allah, bertemu para Rasul, melihat surga dan neraka, melihat ganjaran dan siksaan. Dengan demikian menyatakan, “ Seandainya kamu melihat segala sesuatu yang aku lihat, tentulah kamu akan banyak menangis dari tertawa.

Sesuatu yang istimewa sebagai buah tangan terhadap ummatnya adalah Rasulullah saw menerima syari’at solat lima waktu, yang disebutkan oleh Rasulullah saw sebagai mikrajul mukminin. Solat adalah kewajiban seorang hamba menyembah Allah, solat adalah tiang agama, siapa yang mendirikannya, maka ia telah mendirikan agamanya; sesiapa meninggalkannya , maka ia telah meruntuhkan agamanya.

Solat berupa gerakan, bacaan, dan do’a, untuk berkomunikasi dengan Allah untuk mengingat Allah; oleh karena itu solat hendaklah dilihat sebagai kesempatan menghadap Allah. Oleh karenanya juga dirikanlah solat dengan memenuhi syarat rukunnya, terutama rukun tumaninah yang tujuannya untuk menumbuhkan khusyu’. Lakukanlah solat dengan tidak terburu-buru, sebaliknya nikmatilah setiap gerakan d an bacannya sebagai kedekatan dengan Allah, maka solat akan dapat membentuk pribadi yang menjauhi sikap keji dan mungkar.

6. Berdakwah kepada jama’ah haji di Aqabah.

Penderitaan juga dialami oleh para sahabat Nabi saw, terutama yang lemah seperti para hamba sahaya. Nabi memerintahkan mereka untuk berhijrah ke Habsyi untuk membuka dunia baru, karena Mekah sudah dirasakan sangat sempit untuk berdakwah.

Nabi juga berusaha mencari lahan baru ke Thoif yang disambut dengan lemparan batu, luka-luka yang memenuhi badan Nabi menyebabkan Nabi terpaksa pulang ke Mekah dalam keadaan susah berjalan. Penderitaan yang begitu berat sebagai akibat penganiayaan orang Thaif hingga menimbulkan simpati malaikat, malaikat datang menawarkan kepada Nabi jika Nabi saw mau membuat pembalasan, malaikat sanggup mengangkat bukit Uhud untuk ditimpakan kepada kaum Ta’if, namun Nabi saw adalah seorang yang sangat pema’af dan berpandangan jauh. Nabi tidak mau memusnahkan kaum Thaif, sebaliknya berdo’a kepada Allah, dengan do’a, “ Ya Allah berilah petunjuk kepada bangsa kami, sesungguhnya mereka tidak mengerti”. Begitulah besarnya jiwa dan tanggung jawab Nabi terhadap dakwah dan tidak menyerah kalah dan berputus asa dengan celaan dan penganiayaan orang.

Nabi SAW berusaha sambil memohon sekeras-kerasnya bantuan Allah untuk membuka lahan dakwah baru. Terbetik dalam pikiran Nabi, bahwa Syari’at Nabi Ibrahim AS yang masih ada walaupun telah dinodai kemusyrikan adalah ibadah haji dan umrah. Pada musim haji berdatangan dari berbagai pelosok negeri orang-orang yang bertujuan mengerjakan ibada haji.

Nabi SAW telah melihat kedatangan tamu- tamu Allah itu sebelum mereka masuk ke Mekah. Mulai dengan membina 6 orang Yasrib yang berhasil didakwahi Nabi SAW dengan diikat Perjanjian (Bai’ah) Aqabah I, yang diikuti 60 orang dalam bai’at Aqabah ke II, menjadikan benih iman terhadap penduduk Yasrib yang digarapnya di Aqabah itu telah tumbuh subur dan bahkan dapat mempersatukan kaum Aus dengan Khajraj yang selama ini selalu terjadi peperangan .

Dan ketika rumah nabi SAW dikepung untuk dibunuh, Allah mengizinkan Nabi SAW untuk berhijrah ke Yasrib, yang kemudian namanya diganti menjadi Madinah.

7. Berhijrah ke Madinah. hijrah

Tonggak penting dalam perjuangan Nabi saw adalah Hijrah. Mekah yang menjadi tempat kelahiran dan tempat beliau diutus sebagai Rasulullah saw memang menjadi pusat pengembangan agama tauhid sejak zaman Nabi Ibrahim, akan tetapi setelah ribuan tahun meninggalnya Nabi Ibrahim dan anaknya Nabi Ima’il alaihima salam keadaan jauh berubah. Penduduk Mekah telah menjadi penyembah berhala dan kehidupan diliputi kejahilan.
Nabi berjuang selama 13 tahun di Mekah kurang mendapat sambutan, padahal Nabi lahir dari keluarga bangsawan Quraisy yang menjaga Baitullah. Pengikut Nabi di Mekah sekitar puluhan orang saja, sedangkan pengorbanan Nabi saw sangat luar biasa seperti dikisahkan diatas. Setelah nyawa Nabi sendiri terancam, maka Allah mengizinkan beliau untuk berhijrah.

Hijrah Nabi berperanan bukan sekedar menyelamatkan jiwa (kemerdekaan), tetapi merupakan titik balik perjuangan, dimana Nabi selama di Mekah ditindas, setelah hijrah beliau adalah pemimpin Madinah yang berdaulat. Nabi saw dapat menyusun masyarakat, melaksanakan syari’ah dan mempertahankan kedaulatan atas Madinah dan memperluas medan dakwah keluar jazirah Arab.

8. Nabi saw membangun daulah Madinah.

Perjuangan Nabi seterusnya di Madinah didahului dengan langkah pertama membangun Masjid sebagai pusat kegiatan berjamaah dan markas perjuangannya. Kumandang azan yang berisi 6 kali takbir, ucapan dua kalimat shahadat, seruan solat, seruan menuju kemenangan yang diulang masing-masing sebanyak 2kali dan diakhiri tahlil merupakan seruan yang lengkap yang mampu menyentuh hati setiap orang beriman untuk memenuhi segala perintah Allah dan sholat adalah merupakan simbol keta’atan kepada Allah.

Pelaksanaan shalat berjama’ah memang berat sehingga dijanjikan 27 derajat pahala dibanding dengan solat sendirian. Berjama’ah haruslah mengangkat seorang imam dan imam wajib diikuti,” apabila imam takbir hendaklah kamu bertakbir, apabila imam ruku hendaklah kamu ruku’ dan janganlah kamu ruku’ sehingga imam ruku’…..”.. Barisan hendaklah lurus dan rapat, karena yang demikian itu merupakan kesempurnaan solat. Demikianlah Rasulullah mengajarkan berjama’ah Oleh itu; solat berjama’ah seharusnya melahirkan kebersamaan dalam hidup, menghasilkan disiplin dan ketaatan kepada pemimpin karena menjalankan perintah Allah SWT.

Selain menjadi tempat berjama’ah,dianjurkan untuk beri’tikaf dimasjid, melakukan dzikir ,doa, membaca Al Qur-an dan melakukan solat sunah, yang menunjukkan kecenderungan kita kepadanya sebagai tempat suci mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa. Masjid juga sebagai tempat mengkaji ilmu, terutama ilmu agama, masjid juga digunakan untuk bermusyawarah, sebagai pusat pemerintahan islam, tempat perkumpulan dalam urusan ummat bahkan dijadikan tempat tahanan.Rasulullah saw bersabda:” bahwasanya orang yang mendapat naungan di alam mahsyar nanti adalah diantaranya :Seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid”.

Allah SWT menegaskan bahwa hubungan iman seseorang menjadikan mereka bersaudara. Rasulullah menyifatkan seseorang muslim dengan muslim lainnya adalah ibarat satu badan , apabila salah satu anggota badan sakit maka akan merasakan sakit seluruh badannya. Rasulullah saw membangun masyarakat Islam dengan mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshor dalam bentuk pasangan antara seorang muhajir dengan seorang Ansor, yang bertujuan untuk lebih mempererat hubungan sesama mereka dan mempunyai tanggung jawab khusus antara keduanya.
Kaum anhsor sanggup membagi rumah, membagi ladang dan bahkan menceraikan salah seorang isterinya untuk dinikahi saudaranya muhajir. Adapun para muhajir juga tidak berharap dengan kebajikan saudaranya, sabagaimana dilakukan Abdurrahman Bin Auf, ia hanya minta ditunjukkan pasar, karena ia seorang pedagang. Abdurrahman berdagang bukan untuk memperkaya diri, tetapi untuk menyedikan logistik perjuangan. Nyata sekali persaudaraan membuahkan persatuan, persatuan menghasilkan kekuatan. Bersatunya hati pasukan muslimin itulah yang menjadikannya seperti benteng yang kokoh sebagaimana disifatkan Alloh didalam Al qur-an.

Langkah ketiga menyusun perlembagaan Madinah dengan mengikat perjanjian dengan penduduk Yahudi Madinah untuk mengakui kepemimpinan Nabi Muhammad saw dan bersama-sama mempertahankan Madinah dari ancaman pihak luar. Tetapi kaum Yahudi mengkhianati perjanjian ;oleh sebab itu mereka diperangi dan diusir dari Madinah.

Wahyu yang diturunkan di Madinah mengatur masyarakat yang dibangun oleh Rasulullah SAW . Allah SWT memproklamirkan dengan firmannya:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرُ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(Al- Anfal:72)

Al Qur-an merangkumkan segala permasalahan yang dihadapi ummat Islam, dengan diturunkannya ayat-ayat atau surat-surat yang titik beratnya kepada hukum syari’ah, seperti mu’amalat, munakahat, dan jinayat didalam berbagai surat Madaniah, sehingga Allah menutupnya dengan ayat

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.(Al-Maidah:3)

9. Strategi membina kekuatan dengan Persaudaraan dan kesatuan ummat.

Segala yang dilakukan Nabi saw ketika sampai di Madinah merupakan landasan yang kokoh dalam membina kedaulatan. Mendirikan masjid yang didirikan sebagai tempat berjama’ah dan sebagai markas perjuangan, mempersaudarakan Ansar dengan Muhajirin adalah memupuk kerja sama diantara para pendukung Islam, Membuat Piagam Madinah sebagai konstitusi dan dalam rangka pembinaan wilayah.

Allah merekam kehidupan kaum muslimin Madinah di dalam Al Qur-an surah Al Anfal ayat 72-74,
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
73. Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah it], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.
74. dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.

yaitu adanya muhajirin dan Anshor yang saling membantu dalam adanya struktur kepemimpinan. Kehidupan berjama’ah Muhajirin bersama Ansar yang dipupuk oleh Nabi SAW merupakan kehidupan mu’minin yang sebenarnya , adapun orang-orang yang beriman tetapi enggan berhijrah (tidak bergabung dalam jama’ah), mereka tidak menjadi tanggung-jawab kepemimpinan Nabi saw lagi ( tidak dianggap ummat Nabi SAW lagi)

Kekuatan Islam pada zaman Nabi saw terbentuk setelah Nabi berjuang menyemai aqidah selama 13 tahun di Mekah dan diperkokoh di Madinah, kemudian diikat dengan persaudaraan iman dan persatuan dan disiplin berjama’ah, dipupuk dengan niat ikhlas kerana Allah dengan tujuan mendapat keridhaan Allah, maka muncullah tokoh-tokoh sejarah pemimpin umat yang tak ada tandingannya, dengan dibuktikan penyebaran Islam keseluruh pelosok dunia hingga kehari ini.

10. Pedoman Hukum Syari’ah dan Jihad.

Al Qur-an sebagai mu’jizat merupakan sebuah kitab yang unik, merangkumkan berbagai bidang keilmuan. di Madinah turun Surat Al Baqarah yang banyak mengungkap peranan Al Kitab (Al Qur-an) sebagai pedoman bagi para muttaqin, dalam surat ini juga menyingkap sikap kaum kafir, munafiq dan kemusyrikan kaum Yahudi dan tindak-tanduknya. Surat Al Maidah berkenaan dengan makanan dan halal haram, tentang hukum pidana dan menjadikan wahyu sebagai sumber hukum. Surat An Nisa berhubungan dengan pernikahan dan Hukum keluarga serta ketegasan sikap .Surat Al Bara-ah (At taubah) merupakan pernyataan Garis Pemisah untuk mengenal siapa kawan dan siapa lawan dan konsekwensi untuk bersiap sedia menghadapi peperangan. Al Anfal berhubungan dengan harta rampasan, perintah berhijrah dan berjihad serta hukum perang dan damai. As Shaf tentang pengerahan tenaga Dan Al Fath tentang janji kemenangan Islam, keperluan kemenangan sebagai pertolongan Allah untuk para pejuang dan hukuman terhadap musyrikin dan munafiqin

11. Rangkuman Sistem Wahyu

Ungkapan sejarah masa lalu senantiasa dikaitkan dengan peranan para Rasul dalam mencorakkannya, adapun alam akhirat selalu dilukiskan sebagai konsekwensi sejarah kehidupan manusia. dan penekanan aqidah akan selalu menjadi sandaran semua kisah-kisah yang diceritakan Allah SWT. Inilah sekelumit contoh sistem wahyu diturunkan. Hampir keseluruhan ayat-ayat Al Qur-an mempunyai latar belakang turunnya ayat (Asbaabun nuzul) menjadi jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi Rasulullah dalam memimpin umatnya. Jadi kesimpulannya bahwa jalan perjuangan Nabi saw adalah aplikasi wahyu yang turun secara berkesinambungan itu. Firman Allah :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

“Yang diucapkannya (Nabi Muhammad SAW) bukanlah dari hawa nafsunya, tetapi wahyu yang diturunkan kepadanya”( An Najm 3-4).

Oleh: Ibnu Shuhadi

Editor: Snowwhite

About Ahmed

maju terus pantang mundur! aku mah gitu orangnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top