Pengertian Ummat
Menurut bahasa ummat berarti golongan atau kesatuan. pengertian ummat adalah Kelompok manusia karena satu keturunan atau satu cara hidup. Adapun istilah ummat adalah bermaksud ummat Islam yaitu pengikut Nabi Muhammad dalam aqidah dan cara hidupnya. Adalah menjadi kesalahan umum (salah kaprah) mengatakan ummat Tuhan.
Didalam Al Qur-an ada berbagai pengertian ummat, yaitu:
I. Ummat manusia. Sebagai objek dakwah.
Allah mencipta manusia mulai dari satu orang yaitu Nabi Adam as, kemudian isterinya dan dari pasangan itulah lahir dari generasi kegenerasi yang terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan yang memenuhi dunia ini. Anak cucu Adam as inilah yang dipanggil ummat manusia yang sebenarnya adalah satu ummat, satu jenis (spesies manusia). sepanjang zaman manusia ini Allah mengutus para rasul, manusia yang beriman kepada Rasul itu dipanggil ummat Rasul itu, adapun yang kufur tidak digolongkan ummatnya.
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah dibumi. sebagai khalifah Allah, manusia mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi peranannya. manusia tidak mempunyai kekuasaan mutlak dalam tugasnya mengelola kehidupan dibumi, untuk itu Allah mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitabnya sebagai pedoman tugasnya itu. Oleh karena itu eksistensi manusia tidak bisa dipisahkan dengan tugas kerasulan dan peranan kekhalifahan sebagai tujuan penciptaannya. Adapun manusia yang ingkar adalah manusia mengingkari peranannya dan akan diminta pertanggung-jawaban diakhirat nanti.
Firman Allah :
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. ( Al Maidah: 48)
Manusia dicipta dari satu keturunan diperintahkan untuk bertaqwa, bekerja sama dan memelihara silaturahim. Firman Allah:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari satu diri dan daripadanya Allah menciptakan pasangannya dan memperkembang biakkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu saling meminta dengan (menyebut namanya) dan peliharalah hubungan keluarga. Sesungguhnya Allah adalah sangat memperhatikan kamu”. (An Nisa: 1).
Ummat manusia ditempatkan dibumi dengan dibekalkan petunjuk. Firman Allah:
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya: “Kami berfirman, “Turunlah kamu semuanya dari surga itu, kemudian akan datang petunjuk- Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk- Ku , niscaya tidak ada perasaan ketakutan atas mereka dan tidak mereka berdukacita”.(Al Baqarah 38).
Para Rasul diutus untuk membawa “berita gembira dan peringatan” untuk seluruh ummat manusia, berdasarkan Firman Allah:
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Artinya: “Manusia adalah ummat yang satu, lalu Allah mengutus para nabi membawa berita gembira dan membawa peringatan. Dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar supaya dapat memberi keputusan bagi manusia dalam perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata karena dengki diantara mereka. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dalam perkara yang mereka perselisihkan itu kejalan yang benar dengan izin Nya Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendaki Nya kejalan yang lurus. (Al Baqarah 213).
Manusia adalah ummat yang satu, yaitu satu jenis makhluk yang berakal dan berasal dari satu keturunan, Allah telah mengutus para Rasul untuk membawa kabar gembira dan peringatan, bersama para Rasul juga diturunkan Kitab dengan benar, agar kehidupan didunia sesuai dengan kehendak Allah, dan sebagai pemutus kepada perselisihan yang berlaku dikalangan masyarakat arab baik musyrikin Quraisy yang menyembah berhala ataupun ahlul kitab yang telah merubah ajaran agamanya dengan dikembalikan kepada ajaran tauhid yang ditinggalkan kakek mereka Nabi Ibrahim as.
Dengan diutusnya para Rasul manusia ada yang menerima dan ada yang mendustakan para Rasul. Manusia berselisih karena adanya sifat dengki, yang menjadi sebab perselisihan. Perselisihan karena menyampaikan aqidah, adalah resiko dakwah. Allah yang memberi petunjuk kepada orang-orang untuk beriman kepada Allah, akal dan hatinya dapat memilih yang benar dengan jelas. Allah memilih orang-orang yang pantas mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus, karena hatinya yang lurus.
Kemuliaan manusia adalah karena sebaik-baiknya bentuk. Manusia berjalan tegak, tidak berbulu kecuali bagian-bagian tertentu dalam tubuhnya. Kelebihan yang utama karena memiliki akal dan bisa berbicara. Dengan kelebihan itulah manusia mampu memimpin kehidupan dunia dan juga dilengkapi dengan pimpinan berupa pedoman hidup dari Allah, berupa Kitabullah yang dibawa para Rasulullah as untuk menjadi peraturan hidup (din) yang sempurna.
Derajat manusia jatuh ketingkat serendah-rendahnya lebih rendah dari binatang, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh. Firtman Allah:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أسْفَلَ سَافِلِيْنَ إلاَّ الذَّينَ أ مَنُوْا فَلَهُمْ أجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْن
Artinya: “ Sungguh Kami menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Kemudian Kami mengembalikannya kepada serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”( At Tin 4-6).
Dan Firman Allah:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya: “Dan sungguh Kami telah muliakan keturunan Adam dan Kami angkut mereka didaratan dan dilautan dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
Dengan kemuliaan manusia dari segi akal yang dapat mencapai kemajuan dunia dilengkapi dengan diutusnya para Rasul untuk memberi pimpinan agar menjadikan akal manusia itu dipandu dengan wahyu agar mencapai tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah dibumi dan mendapat kebahagiaan diakhirat.
Setiap Rasul juga diturunkan Kitab yang mengandung penjelasan yang luas dan terperinci yang dapat menjadi pedoman untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat dan menghindari siksaan neraka Allah SWT. Manusia tidak mudah menerima tabligh para Rasul, kebanyakannya akan menolak dan akan memusuhi. Para Rasul sebelum Nabi Muhammad saw banyak dari keturunan Israil yang juga ummatnya terkenal kerasnya mengingkari Rasul Nya, apalagi diutusnya Nabi Muhammad dari keturunan Nabi Isma’il mereka sangat keras memusuhi Nabi Muhammad karena kedengkian mereka.
Para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan ajaran Allah dengan jelas. Menyampaikan (tabligh) adalah tugas berat seorang Rasul ketengah-tengah ummat manusia. Ajaran Allah itu disampaikan dengan disertai basyir (kabar gembira), balasan surga bagi yang mengikuti ajaran Allah dan nadzir (peringatan) neraka bagi yang mengingkari.
Menyampaikan kabar gembira dan peringatan dari Allah adalah inti tugas seorang Rasul terhadap ummat manusia. Allah merahmati ummat manusia dengan mengutus Rasulullah dengan membawa Kitab sebagai petunjuk dan peraturan hidup ( din) yang benar, yang berperanan mengatasi segala agama baik agama Allah yang telah dicemari ataupun agama sebagai budaya manusia. Firman Allah:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
Artinya: “ Dialah (Allah) yang telah mengutus (Nabi Muhammad saw) utusannya dengan petunjuk (Kitabullah) dan Dinul Haq (Al Islam) untuk mengatasi segala agama walaupun orang-orang musyrik membencinya”. (As Shaff 9).
Rasul diutus dari kalangan ummat manusia Tugas Rasulullah diperjelas lagi dengan ayat berikut. Firman Allah:
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya: “Sungguh Allah telah memberi kurnia kepada orang-orang Mukmin ketika Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, mereka membacakan ayat-ayat Allah keatas mereka (masyarakatnya) dan mensucikan mereka serta mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah, sungguhpun keadaan mereka sebelum itu adalah dalam kesesatan yang nyata. (Ali Imran: 164).
Rasul melaksanakan tugasnya secara bertahap, walaupun targetnya membuat perubahan yang menyeluruh, yaitu menyempurnakan tegaknya dinullah untuk mengatasi agama-agama lain. Rasulullah menyampaikan risalah dengan menyentuh hati nurani manusia untuk mengakui kebesaran Allah dan memikirkan kebenaran risalahnya itu. Firman Allah:
مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ قُلْ لَا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُوا اللَّهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Tiada kewajiban Rasul kecuali menyampaikan (ajaran Allah). Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan”. Katakanlah, “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk menarik hati kamu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai pikiran supaya kamu memperoleh keberuntungan”. ( Al Maidah :99-100).
Para Rasul terlepas tanggung jawab terhadap ummat manusia yang berpaling dari kabar yang disampaikan para Rasul itu. Firman Allah:
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ فَكَيْفَ آسَى عَلَى قَوْمٍ كَافِرِينَ
Artinya: “Lalu Nabi Syuaib meninggalkan mereka seraya berkata, Hai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan risalah Tuhanku kepadamu dan aku telah memberikan nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati kepada kaum yang kafir”.(Al A’raf: 93).
Menyampaikan berita tentang hari akhirat adalah diantara tugas para Rasul terhadap ummat manusia. Firman Allah:
Artinya: “Dan engkau melihat orang-orang yang berdosa hari itu, terikat dengan belengu-belenggu (49) Pakaian mereka dari kuningan yang panas dan api menutup muka-muka mereka (50). Agar Allah memberi balasan kepada tiap-tiap apa yang diusahakan . Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan Nya(51).Inilah suatu yang disampaikan kepada manusia dan supaya mereka diberi peringatan dengannya dan supaya mereka mengetahui bahwa Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan supaya menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran (52).(Ibrahim 49-52)..- bersambung-
Oleh: Abu Harris Shuhada