KONDISI UMAT ISLAM DI NUSANTARA
Sebelum kedatangan Islam ke Nusasntara, agama yang dianut bangsa-bangsa di Nusantara adalah asimilasi Animisme, Hindu dan Budha yang tidak hanya meninggalkan candi-candi, tapi juga meninggalkan tebalnya kepercayaan khurafat amalan-amalan tradisi Animis, Hindu dan Budha yang masih dihidupkan oleh masyarakat sendiri sebagai satu adat tradisi yang mendarah daging. apalagi setiap tanda-tanda zaman kegemilangan Hindu Budha itu dipelihara oleh pemerintah dengan bantuan PBB/ UNESCO sebagai warisan budaya.
Cara penyebaran Islam yang lembut dan sangat berhati-hati menjadi ciri utama dakwah Wali Songo. Islam masuk kedalam istana dan kehidupan mayarakat luas, meresap kedalam sanubari dan terpancar dalam kehidupan tanpa melalui permusuhan dan peperangan, keadaan ini sesuai dengan perwatakan orang Asia Tenggara dan Jawa khususnya yang lembut. Sebagai konsekuensinya ajaran Islam berasimilasi dengan kepercayaan Hindu dan Budha.
Indonesia yang menurut sensus penduduknya berkisar 90 % beragama Islam, tetapi yang menta’ati ajaran Islam terutama solat tidak sampai 50 %. keadaan ini disebabkan suburnya kejawen sejak berdirinya kerajaan Mataram. Kerajaan Islam Demak yang didukung Wali Songo telah pudar karena peralihan kekuasaan kepada kerajaan Mataram yang didirikan berdasarkan ajaran kebatinan. Kebatinan adalah kepercayaan yang menitik beratkan kepada ilmu hikmah tetapi dengan mengesampingkan syari’ah. Ajaran kebatinan ini tersebar luas keseluruh Indonesia, sehingga pemerintah RI dizaman Soeharto mengakui aliran kepercayaan sebagai panutan bangsa Indonesia disamping agama-agama resmi.
Lebih hebat dizaman penjajahan asing yang melakukan berbagai usaha untuk melemahkan Ummat Islam demi lestarinya penjajahan mereka. Mereka berkuasa dan berusaha mencegah kebangkitan Islam di seluruh dunia sehingga mengancam hegemoni barat. Sekularisme yang berkembang di barat diterapkan di Indonesia sebagai lawan kepada dakwah Islamiyah yang paling ampuh, ditambah lagi dengan penyebaran ideologi yang berkembang didunia seperti Liberalisme, Nasionalisme, Sosialisme dsb.
Pengaruh agama dan penjajahan terhadap sistem pendidikan sangat kuat, kecenderungan ummat Islam untuk lebih menekankan upacara-upacara ritual dan fardu ‘ain adalah merupakan gabungan pengaruh kepercayaan lama Hindu-Budha sebagai agama ritual saja dan pengaruh penjajah Kristen yang menghendaki wujudnya sekularisasi dalam masyarakat Islam.
Manhaj Nubuwah sebagai Gerakan Pembaharuan.
Oleh karena itu ummat Islam harus dibersihkan dari unsur-unsur eksternal dengan jalan membenahi dan mengembalikan system pendidikan yang dilandasi wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW. Selanjutnya mendorong lahirnya ilmuwan Islam dalam segala bidang menuju kembalinya kegemilangan Islam.
Untuk menjawab segala permasalahan diatas, kami memperkenalkan manhaj Nubuwwah yang akan menjadi tajdid (pembaharuan) manhaj, yang akan mengembalikan sistem pendidikan dan pengajaran Islam kepada sistem pada Zaman Rasulullah SAW. Dakwah aqidah yang ditanamkan Rasulullah semasa di Mekah begitu tegas dan tidak ada kompromi, dengan bimbingan ayat-ayat Makiyah, yang diimplementasikan dengan ucapan dua kalimat syahadat. Selanjutnya di Madinah diciptakan sebagai wilayah yang kondusif untuk pelaksanaan syari’ah ijtima’iyah yang dicerminkan dengan tatanan masyarakat dan Piagam Madinah.
Tujuan manhaj Nubuwah adalah menjadikan sistematika turun wahyu sebagai sistematika pengajaran, sekaligus menjadikan kalimat–kalimat Allah dengan segala mu’jizatnya untuk terus menyentuh hati anak didik yang masih murni. Sentuhan ayat Al Qur-an mempunyai kesan yang jauh lebih mendalam, karena disampaikan dalam bahasa Allah yang Maha Mengetahui.
Biarlah Allah dan Rasul Nya mengajar kita tentang agama Nya, dalam bidang aqidah, akhlaq, sejarah dan segala hukum syari’ah menurut kurikulumnya. Manhaj Nubuwah telah terbukti keberhasilannya ketika Nabi saw membina para sahabatnya, ketahap pemimpin dunia yang cemerlang dengan mewujudkan Khilafah dan meruntuhkan super power Romawi dan Persia.
Bukankah Sayidina Ali ra pernah mengatakan : “Tidak akan selesai urusan ummat ini, kecuali dengan perkara yang telah menyelesaikannya dahulu (yaitu Al Qur-an)”.
Ringkasan.
Sabda Rasulullah SAW: “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang jika kalian berpegang teguh kepada keduanya kalian tidak akan sesat selama-lamanya” Berkata para sahabat: Apakah itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Al Qur-an dan sunnahku”.
Marhalah (tahapan) perjuangan Rasulullah saw.
Rasulullah Saw berjuang selama 23 tahun, 13 tahun menyemai Aqidah di Mekah dan 10 tahun melaksanakan syari’ah di Madinah, sehingga sempurnalah tugas kerasulannya . Al Qur-an diaplikasikan sepenuhnya.
Tahap Mekah awwal / Dakwah Sirr
● Ber-uzlah(menyendiri) di Gua Hira hingga turun wahyu.
● Siti Khadijah membawa Nabi saw kepada Waraqah Bin Naufal.
● Berdakwah dengan orang-orang terdekat.
● Peranan Abu Tholib melindungi pribadi Nabi dan perlunya mengucapkan sahadat
– Peranan Isteri dan sahabat-sahabat terdekat Nabi dimasa dakwah sembunyi- sembunyi.
– Pengajian rahasia di rumah Arqam
Tahap Mekah akhir/ Dakwah Jahr
● Mengumpulkan kerabat Bani Hasyim
● Islamnya Umar Bin Khatab
● Dakwah terang- terangan dengan perlindungan Umar
● Kekejaman kaum Quraisy
● Dakwah Nabi saw ke Thaif
● Hijrah ke Habasyah
● Hijrah ke Madinah
Tahap Madinah
– Membangun Masjid
– Mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshor
– Perjanjian keamanan dengan penduduk Yahudi
– Piagam Madinah sebagai piagam kenegaraan
– Rasulullah sebagai panglima perang dan Negarawan
– Perang Badar kubra dengan kekuatan 313 orang melawan hampir seribu orang
Musyrikin, sebagai bukti adanya pertolongan Allah.
– Perang Uhud mendapat kekalahan disebabkan pelanggaran disiplin.
– Perang Ahzab merupakan perang paling dahsyat
– Pengkhianatan kaum Yahudi
Tahap Hudaibiyah, Perdamaian diizinkan Islam dan dimanfa’atkan untuk meningkatkan dakwah.
● Nabi Saw bermimpi Haji, berangkat bersama 1500 orang untuk menunaikan ibadah Haji.
● Jamaah Haji tertahan di Hudaibiyah dan Bai’atur Ridwan
● Perjanjian Hudaibiyah dan hikmahnya
● Kisah Abu Jandal dan Abu Basyir
● Surat-surat Rasulullah kepada pemimpin-pemimpin Romawi dan Persia.
Fathul Makki, anugerah kemenangan tanpa pertumpahan darah.
● Abu Sufyan menemui Nabi untuk memperbarui Perjanjian Hudaibiyah yang dikhianati Quraisy
● Usaha diplomasi Al Abbas menundukkan Abu Sufyan
● Tentara Muslimin mengadakan Shaw of forse
● Penaklukan Mekah tanpa pertumpahan darah
● Nabi membebaskan penduduk Mekah kecuali beberapa orang yang telah masuk black list Nabi
● Nabi kembali ke Madinah.
● Nabi meninggal Dunia tanpa menunjuk pengganti pemerintahannya
● Khalifah dipilih melalui Syura.
-selesai-
Subhanaka Allahumma wabihamdika astaghfiruka waatuubu ilaika.
Oleh: Ibnu shuhadi
Editor: Snow White