1. Geografis dan Populasi
Semenanjung arab terletak disebelah barat daya benua Asia, disebelah barat berbatasan dengan laut merah, disebelah timur berbatasan dengan teluk arab dan teluk oman, disebelah selatan berbatasan dengan samudra hindia, dan disebelah utara berbatasan dengan Syam dan Iraq.
Semenanjung Arab memiliki territorial yang luas, membentang dari utara keselatan sepanjang 2000 km, dan dari timur kebarat sepanjang 1500 km. sebagian besar wilayahnya terdiri dari padang pasir, dan tidak terdapat sungai- sungai, sehingga kehidupan tergantung kepada hujan yang mana curah hujan didaerah ini sangatlah sedikit kecuali disebelah selatan.
Semenanjung Arab telah dihuni sejak dahulu kala, sebagiannya telah punah, yang kemudian disebut dengan “arab baaidah” seperti “ad kaumnya Nabi Hud as, dan Tsamud kaumnya Nabi Sholih as. Mereka dihancurkan oleh Allah akibat ketidak taatan mereka terhadap perintah Nabi mereka.
Adapun penduduk arab yang tersisa terbagi menjadi 2:
- Arab Al-qohthoni
- Arab Al- Adnani
Arab Al- Qohthoni atau dikenal dengan arab selatan, yaitu penduduk yang menghuni Yaman, mereka menisbatkan nama mereka kepada Ya’rub bin Qohthon. Kemudan kabilah mereka terpisah dan berhijrah ke wilayah lain di semenanjung arab; akibat banjir bandang yang menimpa mereka, diantara mereka adalah kabilah Al-uzd dan kabilah Kindah.
Adapun Arab Al- Adnani, mereka adalah keturunan Nabi ismail as; yang mana ibunya nabi Ismail adalah seorang arab (Hajar), mereka menghuni wilayah utara seperti Hijaz ( Riyadh sekarang) dan Tihamah, kabilah yang terkenal adalah Quroys dan Tamim.
2. Keadaan Politik
Adanya kekuatan ekonomi pada penduduk arab sebelah selatan merupakan kesempatan untuk berkembangnya politik; maka berdirilah kerajaan – kerajaan disebelah selatan( Yaman ) seperti kerajaan Mi’yan, kerajaan qotban, kerajaan Saba’ dan kerajaan Himyar. Dan disini kita akan berbicara tentang kerajaan Saba’ dan kerajaan Himyar:
- Kerajaan Saba
Sekitar 1000 tahun sebelum masehi, di Yaman muncul kerajaan Saba’; yang mana pusat pemerintahannya berada di kota Ma’rib- dekat kota Shana a ibu kota Yaman sekarang. Kemajuan pertanian dan ekonomi yang dinikmati oleh penduduk Saba’ sangat berkaitan dengan adanya bendungan Ma’rib , yang telah dibangun oleh penduduk Yaman untuk menanpung air hujan.
Sebagaimana Al- qur’an telah membicarakan mereka dalam surat Saba’ ayat 15:
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (١٥)
- Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.
yang mana telah diceritakan dalam al- qur’an bahwa ratu Balqis- ratu yang memerintah kerajaan Saba’ pada zaman nabi Sulaiman telah menikah dengan nabi Sulaiman as.
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ (٢٢)
إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ (٢٣)
- Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
- Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita[ratu balqis] yang memerintah mereka, dan Dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
- Kemudian sekitar tahun 200 sebelum masehi, runtuhlah kerajaan Saba’ setelah jebolnya bendungan Ma’rib; yang mana bendungan Ma’rib adalah poros perekonomian kerajaan Saba’. Maka berhijrahlah penduduk Yaman kewilayah lain, diantara kabilah yang berhijrah adalah kabilah Al – Uzd yaitu Aus dan khozroj yang menempati Yatsrib yang mana setelah datangnya islam berubah menjadi Madinah.2. Kerajaan Himyar
Takkala runtuh kerajaan Saba’, maka berdirilah kerajaan Himyar, kerajaan ini berdiri sejak tahun 150 sebelum masehi hingga 525 masehi. Yang mana penduduknya adalah yahudi.
Diantara raja yang terkenal adalah Yusuf bin dzu Nuwas yang beragama yahudi, yang telah memerangi orang- orang nasrani di Najron dan memaksa mereka untuk memeluk agama yahudi. Takkala mereka menolak, maka dibuatlah parit yang dinyalakan api didalamnya, dan orang- orang nasranipun dilemparkan kedalamnya pada tahun 524 Masehi; yang mana cerita ini dikenal dengan “ashabul Ukhdud”, sebagaimana diceritakan Al- Qur’an dalam surat Al- Buruj:
النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (٥)
إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (٦)
وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (٧)
وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (٨)
- yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar,
- ketika mereka duduk di sekitarnya,
- sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.
- dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,
Dari kejadian ini maka masuklah habasyah kedalam Yaman, takkala kaisar Romawi Justin yang merupakan seorang nasrani mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Dzu Nuwas kepada nasrani di Najron; maka dia meminta pertolongan kepada raja Habasyah untuk menyerang Yaman dan rajanya yang telah membunuh kaum nasrani di Najron. Maka raja Habasyah pun mengutus pasukan untuk menyerang raja Yaman Dzun Nuwas, dan dia pun berhasil menguasai Yaman.
Raja- raja Habasyah pun berusaha untuk menyebarkan agama nasrani di Arab, maka pembesar mereka Abrahah pun membangun gereja yang sangat besar dan megah yang diberi nama “qulays”. Dihiasinya gereja Qulays dengan emas dan permata untuk menarik orang- orang arab agar memeluk Nasrani dan menziarahinya sebagai pengganti ka’bah. Akan tetapi orang- orang arab tidak menerima agama nasrani dan mereka menghina apa yang telah dilakukan Abrahah dengan membangun gereja yang megah nan indah, sehingga salah seorang arab datang ke gereja dan membuang hajat didalamnya.
Abrahah pun marah besar manakala mengetahui apa yang telah diperbuat oleh orang arab, dan berkeinginan kuat untuk menghancurkan ka’bah. Dia pun mempersiapkan pasukan besar yang mana terdapat didalamnya gajah yang sanagt besar, akan tetapi Abrahah tidak berhasil untuk menghancurkan ka’bah sebagaimana diceritakan Al-qur’an dalam surat Al –Fil:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (١)
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (٢)
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (٣)
تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (٤)
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (٥)
- Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
- Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?
- dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
- yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
- lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Kemudian Saif bin Dzi Yazan, salah satu pembesar kerajaan Himyar berhasil mengusir orang- orang Habasyah dari Yaman dengan bantuan Persia. Akan tetapi dia terbunuh; maka jadilah yaman tunduk kepada Persia, dan yang memimpin Yaman adalah pemimpin dari Persia. Dan keadaan ini berjalan hingga datangnya islam, dan yang terakhir memimpin gubernur dari Persia adalah ‘Badzan “ yang kemudian Allah melapangkan hatinya untuk memeluk islam.
-PART 1-
Referensi :
1. Maktabah shameela,
2. Tarikh i’daad Lipia
Ditulis oleh Fuah Maharati