إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه، وعلى آله وصحبه وسلم. : أما بعد
Sesungguhnya salah satu upaya menghindarkan diri dari kebodohan dan fitnah yang melanda disetiap zaman adalah menyibukkan diri dalam menuntut ilmu, menghafal, muraja’ah, belajar, dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada yang lain, yang dengannya seseorang dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat
Q.S Al baqoroh ayat : 30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Terjemahnya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Sebenarnya tujuan hidup manusia telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wata’alaa, ketika manusia itu diciptakan pertama oleh Allah yaitu Nabi Adam S.A dan Allah menerangkan penciptaannya itu dihadapan para malaikat dengan firman-NYA :”Sesungguhnya Aku menjadikan dia (Manusia) Khalifah dimuka bumi, yaitu tugas untuk mengelola bumi mengikut kehendak dan peraturan Allah”.
Sifat Manusia yang mempunya persamaan dengan sifat hewan, yaitu memiliki nafsu syahwat, maka malaikan menjadikan tanggapan yang disampaikannya kepada Allah subahanahu wata’alaa bahwa kemungkinan yang akan terjadi jika manusia itu diciptakan sebagai khalifah maka akan terjadi berbagai kerusakan dibumi dan pertumpahan darah maka Allah menjelaskan “AKU lebih mengetahui”.
Jika Kita perhati hikmah dari penciptaan manusia itu, bahwa justru adanya sifat hewan (hidayatul-hawas, nafsi, dsb) yang ada pada manusia memang habitatnya di bumi dengan kehidupan dibumi adanya ekologi kehidupan yang saling memerlukan Antara manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dan segala sumber alam menuju kemakmuran bumi itu sendiri. Adapun sifat manusia yang diberikan hidayah fitri, akal dan agama dia menjadi syarat utama untuk mencapai tujuannya sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Memang bumi ini adalah tempat sementara, tempat untuk menguji dan menjalankan peranan sebagai khalifah sekaligus sebagai Hamba Allah yang kemudian segala sesuatu yang dilaksanakannya itu akan diminta pertanggungan jawab atau dihisab dan juga balasan, baik syurga ataupun Neraka. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wata’alaa :”(Allah) Dzat yang menjadikan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu sekalian, siapakah diantara kamu yang terbaik amalannya” (Al-Mulk : 2)
Adapun yang tidak menjalankan tugas dan peranannya, semasa dibumi maka dia akan mendapat kerugian yaitu akan mendapat balasan neraka yang kekal abadi artinya tidak ada bilangan ribuan ataupun jutaan tahun lamanya dalam keadaan hidup yang sangat menderita diakhirat nanti. Sebaliknya orang yang dapat menjalankan tugas dan peranannya didunia, maka dia akan mendapat balasan syurga bagi setiap orang dengan keluasan seluas bumi dan langit dengan kediaman yang megah dan kelengkapan pelayanan-pelayanan yang sangat mesra dan ramah sebagai mana Allah Subhananhu wata’alaa gambarkan dalam Al-quran sehingga kita tidak dapat membayangkan betapa kenikmatan yang akan kita kecapi yang tidak pernah juga kita melihat dengan mata, tidak pernah mendengar dengan telinga, dan tidak pernah dirasa oleh hati kita didunia ini. Demikian juga kenikmatan Syurga itu kekal dan abadi tidak terhingga karena kita tidak akan mengalami sakit dan mati.
Adapun tugas dan peranan manusia dibumi :
– pertama adalah manusia harus percaya dan menerima atau beriman kepada Allah ta’alaa yang mencipta, memelihara, berkuasa, dan juga yang patut disembah. Percaya kepada Allah hingga menjauhi dari perbuatan syirik dengan menyekutukanNYA dengan berbagai makhluk seperti syetan, berhala, hawa nafsu, dan berbagai kepercayaan selain kepada Allah Subhanahu wata’alaa. Juga harus menerima bahwa Allah memiliki hamba yang sangat perkasa sentiasa ta’at kepada Allah yaitu para malaikat yang melaksanakan perintah-perintah Allah untuk menguruskan segala penciptaan-Nya. Demikian juga kita hendaknya menerima, mempercayai bahwa Allah menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul untuk dijadikan pedoman hidup manusia dalam menjalankan tugas dan perananannya dibumi dan percaya/yakin bahwa Alquran adalah kitab terakhir dan juga penyempurna kepada kitab-kitab lainnya untuk dijadikan kewajiban dalam pegangan umat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam. Kita juga wajib percaya kepada para Rasul sebagai utusan Allah yang menerima dan menyampaikan wahyu dari Allah ta’alaa, dan melaksanakan atau memprojeksikan serta mem beri contoh teladan kepada umatnya, sehingga kita percaya kepada Rasul itu harus mengikuti sunnah-sunnah nya, kita juga mesti percaya kepada hari pembalasan yaitu adanya hisab, surge dan neraka sehingga kita dengan kepercayaan itu melahirkan sifat taqwa karena kepercayaan kepada Allah juga kita yakin terhadap pembalasan yang akan diberikanNya. Demikian juga kita harus percaya dengan qodho dan qodar yaitu percaya bahwa segala sesuatu itu diciptakan Allah mempunyai sifat-sifat tertentu dnegan ketentuan tertentu. Yang ditetapkan oleh Allah sejak dari misalnya Api Panas, Air mengalir, udara mengandung oksigen, makanan mempunyai zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia, manusia dan hewan memiliki panca indra itu semua adalah ketentuan Allah yang tetap dan ia dipanggil dengan qodar, adapun sesuatu yang terjadi akibat qodar tadi seperti misalnya, Api dapat menimbulkan kebakaran tetapi juga bias digunakan memmasak, air dapat mengakibatkan banjir atau juga bias digunakan untuk keperluan manusia pada saat itu terjadi dinamakan qodho atau keputusan. Jadi qadar adalah ketentuan dasar dari segala penciptaan Allah, Allah Berfirman :”inna khalaqna kulla syai’in biqodarin”. Sedangkan qadha mememrlukan sebab dan akibat daripada ikhtiar manusia, seperti misalnya kalau manusia tidak menguruskan hujan turun dengan pengairan yang teratur maka qodhonya akan menjadi banjir, juga ketika menggunakan api tidak cermat dia tidak dapat menyebabkan kebakaran. Ada juga qadha yang diluar jangkauan ikhtiar inilah iradah Allah sebagai ujian kepada manusia, seperti misalnya kejadian tabrakan padahal kita sudah sangat berhati-hati dalam memelihara mobil dan mengendarainya.
Segala kepercayaan dan keimanan ini, mesti dikaji dan diyakini juga dihayati dalam hati manusia. Jadi iman adalah pekerjaan hati.
– Tugas kedua adalah Ibadah. Allah menjadikan jin dan manusia selain dari para malaikat adalah bertugas menjadi hamba Allah. Tugas ibadah ini, ada yang bersifat khusus inilah yang banyak difahami oleh ummat islam yaitu menjalankan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan Allah seperti syahadat, shalat, puasa, zakat dan berhaji bagi yang mampu dengan kata lain dikenal sebagai Rukun Islam yang wajib dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan yang ketat. Sperti misalnya shalat mestilah tepat dengan apa yang dicontohkan Rasulullah, sabda Rasul :”sholluu kamaa roaitumunii ushollii”
– Tugas yang ketiga adalah berakhlak mulia. Nabi menegaskan bahwa tugas beliau yang pertama adalah untuk menyempurnakan kesempurnaan akhlak yang mulia. Sebagaimana Sabda nabi “innamaa bu’istu liutammi maa kaarimal-akhlak” Kalo kita teliti bahwa akhlak adalah perilaku atau etika manusia yang memiliki drajat kemanusiaan yang lahir dari pada keimanan terhadap rukun-rukun Iman, maka akhlak adalah keseluruhan perilaku kita terhadap Allah sebagai maha pencipta, terhadap malaikat yang ta’at kepada Allah ta’alaa, terhadap kitab sebagai pedoman Allah, terhadap rasul yang wajib kita ikuti kepemimpinannya, dan kita juga wajib percaya terhadap hari kiamat sehingga kita akan menjaga kita dalam melakukan perkara yang baik ataupun buruk, begitupun juga kita yakin dengan qadar bahwa ikhtiar segala sesuatu sebenarnya telah diatur oleh Allah.
Oleh karena itu Akhlak terhadap Allah hendaklah kita menjalankan peranan sebagai khalifah dan sebagai hamba. Percaya kepada malaikat kita harus merasakan bahwa malikat itu senantiasa menjalankan perintah Allah setiap waktu, seperti misalnya malaikat rokib dan atid yang mencatata perbuatan baik dan buruk, dia tidak pernah menyimpan segala perbuatan manusia untuk dijadikan bukti otentik dalam peradilan Allah, begitu juga akhlak terhadap kitab kita mestilah mencintai, mempelajari, memahami dan mengamalkan apa yang di firmankan Allah dalam kitab itu secara lebih rinci dan teliti. Akhlak terhadap Rasululloh kita mestilah mengikut contoh didalam ketaatan kepada Allah dengan pedoman kitab-Nya, Rasululloh adalah model yang kita harus menjadikan pola hidup dalam melaksanakan pola ketaatan kepada Allah ta’alaa.
– Tugas ke empat adalah menjalankan kehidupan sehari-hari dengan niat karena Allah, menjalankannya dengan mematuhi peraturan Allah (Syari’ah) dan bertujuan mencari keredhaan Allah. Sebagai contoh setiap hari kita makan. Seorang Muslim hendaklah kita makan dengan niat karena Allah, yaitu didalam hati kita meyakini bahwa sumber makanan itu datangnya dari Allah dan Allah mengijinkan kita makan sebagai Rezeki dariNya. Ucapkanlah bismillahirrahmaanirrahiim dan berdo’a kemudian kita pastikan yang kita makan itu halaldan baik untuk kesehatan jita agar kita mendapat ridha Allah serta berkahNya.
Demikian segala pekrejaan dilakukan dengan tata tertib seperti itu. kita mau membaca, menulis bekerja ditempat kerja guna mencari nafkah, bekerja dirumah tangga untuk menyediakan segala keperluan keluarga, jika kita niat karena Allah yaitu mencari keridhaan Allah, sedangkan Allah mengijinkan, kemudian mengucapkan bismillah dan mematuhi hukum halal-haram maka Allah menyediakan pahala yang besar sebagai amal shaleh dan dzikir yaitu senantiasa mengingat Allah dalam segala keadaan. Termasuk ketika kita duduk beristirahat atau menunggu giliran / antrian bacalah dzikir Subhanallahal’adziim, Subahanallah wa bihamdihi akan memenuhi lagit dan buminya.
Memilih karieer dalam bidang profesionallebih selaras dengan tujuan sebagai khalifah. Sebagai mendakwah, guru, doktor, insinyur, petani, pedagang, industri dan juga pemimpin yang diniatkan untuk beramal saleh akan mendapat pahala yang sangat besar derajatnya, paling tinggi disyurga, beserta para penerima Anugerah terbesar disisi Allah Subahanahu wata’alaa.
Kesimpulannya, hidup kita ini dituntut untuk beriman dan beramal soleh serta saling mansihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran. Firman Allah “Demi Masa, Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beramal soleh serta saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihari dengan kesabaran.
Allahu A’lam
(editor – insanurussalam.com)