Sebuah renungan untuk para Ayah.
Ayah adalah nahkoda, pemimpin keluarga, ke mana perahu akan berlayar, Ayahlah penentunya.
Istri dan anak-anak kita hanya pengikut, dalam kaidah ushul fikih disebutkan, At tabi’ Tabi’un Pengikut itu mengikut.”
Dalam kesempatan ini saya hanya ingin mengatakan bahwa posisi Ayah sangat menentukan, khususnya dalam pembinaan keluarga. Sebagai Ayah mestinya harus hadir dalam pendidikan anak, khususnya pendidikan Agama.
Banyak Ayah dan Bunda yang sibuk dengan agenda masing-masing sehingga lupa dengan pendidikan anak-anaknya di rumah.
Tidak sedikit juga yang Ayahnya sibuk berdakwah, membina umat tetapi lupa membina anak dan istri.
Kasus seperti ini bahkan dalam survei saya sangat banyak ditemukan.
Jika seperti ini terjadi saya bisa pastikan Ayah akan kehilangan kata! Ya, kehilangan kata untuk mengingatkan anak-anaknya yang sudah terlanjur jatuh dalam jurang dosa dan maksiat.
Ayah yang kehilangan kata adalah Ayah-ayah yang sibuk di luar dan tidak pernah tahu dengan apa yang terjadi di dalam rumah tangganya.
Ayah yang kehilangan kata adalah Ayah yang tak berdaya karena anak-anaknya sudah terlalu jauh melanggar batas-batas syari’at.
Ayah model seperti ini oleh Nabi disebut dengan dayyust, yaitu golongan manusia yang terbiasa dengan pelanggaran dan dosa dan diam seribu bahasa tak memiliki rasa cemburu, kecemburuanya hilang karena dia pun terlibat sejak awal terhadap pelanggaran anak dan istrinya.
Ayah yang kehilangan kata harus segera kembali duduk di singgasananya dalam rumah.
Ayah harus kembali ke dalam rumah sesibuk apapun dia di luar rumah.
Ayah harus hadir dalam tarbiyah iman anak dan istrinya, ajak anak-anak anda ke masjid, gandeng tanganya berjalanlah bersama menuju rumah-rumah Allah, jangan biarkan anak-anak anda sibuk dengan gadget, tv pra bayar, games dan teman-teman yang nakal.
Ayah… kembalilah anda ke posisi anda yang mulia.
Posisi yang akan menentukan baik dan buruknya keluarga anda karena biasanya penyesalan selalu datang terlambat.
Terlebih lagi kita yang hari ini hidup di zaman fitnah, jangan biarkan akidah anak dan istri anda hancur digilas zaman.
Tidak ada kata terlambat, kepada para Ayah segera lakukan koreksi total.
Kembalilah menjadi Ayah yang cerdas jangan hanya bagus di luar hancur di dalam.
Perintah dari Allah sangatlah jelas “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Semoga tulisan ini bisa menjadi pecut yang membekas dalam di hati para Ayah, kemudian segera sadar diri dari kelalaian yang sudah cukup lama meninggalkan pendidikan keluarga.
Aceh, 10 Romadhon 1437H
Ust. Dede Nurjannata [Da’i MADINA – Pembina Sahabat Dakwah] ©2016