( insanurussalam.com ) Seiring dengan tujuan pernikahan adalah sama dengan tujuan penciptaan manusia dan juga perannya dibumi yaitu saling memelihara, maka Allah Subhanahu wata’alaa berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴿النساء:١﴾
Artinya: ““Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.””. ( Q.S An-Nisa : 1).
Ketika Nabi Adam as diciptakan Allah Subhanahu wata’alaa, Allah telah mengumumkan kepada para malaikat tentang tujuan penciptaannya yaitu untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Waktu itu manusia yang dicipta hanya satu orang, baru kemudian dicipta pasangannya pada zamannya manusia belum banyak walaupun sudah mulai berkembang anak anak mereka dari jenis laki laki dan perempuan, namun peranan sebagai khalifah telah berjalan sejak Nabi Adam as. Nabi Adam dengan isterinya diturunkan kebumi dengan satu pesanan dari Allah Firman Nya:
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
”Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. ( Al Baqarah : 38)
Rumah tangga adalah unit terkecil dari khilafah jika diurus mengikuti acuan sistem khalifah. Dasar rumah tangga Islami adalah Iman & Taqwa (IMTAQ), yaitu mengikut petunjuk yang diturunkan Allah kepada para Rasul dan menjalankannya dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT. Rumah tangga juga mempunyai wawasan ideologi, politik, ekonomi, sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya yang mencakupi seluruh sendi kehidupan manusia. Islam sebagai Dienulloh, diturunkan untuk mengatasi segala falsafah dan ideologi yang diciptakan manusia. Firman Allah SWT : “ Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk din yang benar ( peraturan Allah) untuk mengatasi segala din (Peraturan Hidup) walaupun orang orang musyrik membencinya”.
. Politik adalah cara untuk mencapai kekuasaan dan menjalankan kekuasaan. Islam telah memberi kedudukan kepada suami sebagai pemimpin yang mempunyai tanggung jawab keluar dan kedalam, urusan mencari nafkah, urusan berjamaah, urusan berdakwah, urusan jihad dan urusan pendidikan anak isteri, adapun seorang isteri mempunyai tanggung jawab terhadap urusan dalam rumah tangga.. Urusan menjaga amanah suami , menjadikan rumah kediaman yang tentram, anak anak yang terpelihara. Rumah tangga Islam bertujuan menegakkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar.
.. Dari segi Ekonomi Islam menjadikan anak isteri sebagai amanah yang harus diperhatikan keperluan hidupnya, yaitu sandang pangan perumahan, kesehatan pendidikan dan keperluan yang lainnya, tentu memerlukan usaha yang gigih sehingga mencapai kesejahteraan keluarga. Surat Ad-Duha menjelaskan betapa pentingnya perlindungan, petunjuk dan, perbekalan harta terhadap Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasalam, sehingga Nabi disuruh memperhatikan nasib yatim dan miskin dan mensyukuri nikmat. Selain itu ekonomi Islam bertujuan mensejahterakan ummat bukan saja dari segi batin tetapi juga lahir. Allah menganggap pendusta agama, jika seseorang muslim yang rajin solat tetapi membiarkan anak yatim dan orang orang miskin.hidup sendiri sendiri, tidak suka tolong menolong. Kewajiban mencari nafkh selain untuk menutupi keperluan keluarga tetapi juga melaksanakan kewajiban seperti zakat infaq,sodaqoh, haji, kurban, dan aqiqah dsb
… Dari segi sosial jelas sekali Islam menekankan kesejahteraan sosial, dengan berbagai kewajiban keuangan yang tujuannya adalah sebagai ta’awun. Kewajiban berjamaah sholat, sholat Jum’at, walimah, dan juga haji, kurban dan aqiqah jelas menunjukkan hubungan kemasyarakatan. Begitu juga dalam kegiatan pengajian, tolong menolong, memelihara hubungan dengan tetangga, menyebarkan salam dan memelihara sillaturrahim sesama muslim adalah hal hal perhubungan sosial yang dipesankan Islam.
…. Dari segi pendidikan ini sangat penting untuk penyegaran kehidupan rumah tangga. Pemahaman tentang iman taqwa, demikian juga pemahaman IPOLEKSOSDIKBUD, jika keluarga seluruhnya dididik kearah itu, maka tujuan hidup kita akan lebih dihayati bersama. Pendidikan adalah tangga untuk mencapai keberhasilan. Keluarga bisa merencanakan masa depan keluarga dengan pendidikan dan juga bidang bidang lain yang disebutkan diatas.
Pendidikan perlu terpadu antara anatara IMTAQ dan IPTEK . IMTAQ adalah dasr yang setiap orang perlu dikukuhkan tetapi bidang lain bisa dibuat pengkhususan. Misalnya seorang anak direncanakan untuk terjun dalam bidang politik praktis, ia perlu belajar di fakultas Sospol. Terus bisa jadi calon yang berpengetahuan dan menjadi gubernur atau jadi presiden, tiada yang salah jika tujuannya untuk menegakkan Islam dan tidak mau orang orang yang benci Islam memerintah negaranya.
Anak yang lain mau terjun dalam pendidikan dan dakwah karena ingin mengkader remaja agar faham peranannya sebagai khalifah dan hamba Allah. Visi Khalifah dan misi adalah Ibadah Ini adalah cita cita mulia dan besar ganjarannya disisi Allah. Sabda Nabi saw:”Barangsiapa menunjukkan seseorang kepada kebaikan, maka dia akan mendapat ganjaran seperti yang melakukan amalnya”. Begitulah bidang bidang lain tidak kurang pentingnya. Terutama jika kita melihat persaingan ummat Islam dengan bukan Islam didunia ini , kita harus memikirkan strategi pendidikan yang dapat mengembalikan kekuatan ummat Islam kezaman kegemilangannya. Termasuk soalbudaya sebagai hasil budi dan daya masyarakat ummat Islam perlu berekspresi agar budaya tidak mengarah kepada kehidupan maksiat dan diubah arah menuju ibadah. Tema tema hiburan untuk menumbuhkan iman taqwa dan IPTEK atau membina mental kuat untuk membangun ekonomi ummat adalah penting dipikirkan oleh generasi kini.
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
Sekian dulu, mudah mudahan bermanfaat, selamat menempuh hidup baru.
Editorial Admin