Don't Miss
Home / Kajian Islam / Tadzkirah Ramadhan 1442 H
Tadzkirah Ramadhan 1442 H

Tadzkirah Ramadhan 1442 H

Alhamdulillahi Robbil ‘aalamiin, wash-sholatu wassalamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin, wa ‘alaa alihi waashaabihi waman tabi’ahu ilaa yaumiddin. Radhiinaa bilLaahi Rabban wa bil Islaami diinaan wa bi Muhammadin Nabiyyan wa Rasuulaan.

Allah Ta’ala berfirman:

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرࣲ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبࣰا وَقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوۤا۟ۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِیمٌ خَبِیرࣱ) [سورة الحجرات 13]

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” [QS. Al-Hujurat : 13]

Allah juga berfirman:

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ) [سورة البقرة 183]

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. [QS. Al-Baqarah:183]

Syukur kepada Allah yang telah menjadikan kita sekeluarga besar mengutamakan ketaatan dan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sehingga membawa keluarga kita bersama dengan pengisian ibadat Ramadhan sebagai memenuhi hablun minallah. Dan selanjutnya berukhuwah melalui buka puasa bersama dan berkasih sayang sesama kita sebagai memelihara hablun minannas dalam kerangka menumbuhkan sifat takwa. Keduanya akan terjalin kuat dalam kehidupan kita apabila aqidah dan fikrah perjuangan menjadi nilai yang mendasari segala usaha kita.

Mereka yang berjuang di jalan Allah dan tidak takut kepada celaan, ejekan dan ancaman, begitu juga ketika berbuat kebajikan, tidak mengharap balasan dan ucapan terima kasih adalah watak pejuang yang sejati. Tahapan pejuang yang seperti ini tidak mudah. Ia memerlukan pendidikan dan latihan bermula dalam keluarga. Memang sifat manusia suka dipuji, mengharap dihargai. Sebaliknya tidak suka dicaci maki, dan enggan dibuli. Segala kebaikan mengharap balasan seimbang, sekurang kurangnya ucapan terima kasih atau penghargaan.

(وَیُطۡعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسۡكِینࣰا وَیَتِیمࣰا وَأَسِیرًا ـ إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِیدُ مِنكُمۡ جَزَاۤءࣰ وَلَا شُكُورًا) [سورة الإنسان 8-9]

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan. (Sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu. [QS. Al-Insan 8-9]

Usaha perlu diteruskan dan dipertingkatkan sebagai buah tarbiyah Ramadhan. Sebagaimana firman Allah, “Wahai orang orang yang beriman! Barangsiapa di antara kamu murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya dan bersikap lemah lembut kepada orang orang beriman tetapi bersikap keras terhadap orang orang kafir. Mereka berjihad dijalan Allah dan mereka tidak takut dengan celaan orang orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada sesiapa yang dikehendaki. Dan Allah Maha luas dan Maha Mengetahui. (QS. Al-Maidah:54)

Dalam ayat diatas Allah menekankan bahawa tanggung jawab seorang Da’i pejuang adalah untuk memikat dan mengikat orang dengan dirinya demi bersama mencintai Allah. Maka harga diri, kehormatan dan sanjungan tidak menjadi keutamaan. Kalau ada pun, maka dikembalikan kepada Allah sebagai kesyukuran atas hidayah-Nya. Setiap kebaikan kita itu adalah investasi untuk mendapat pahala perjuangan. Betapa kelembutan Rasulullah dan para sahabatnya serta sikap pemaafnya ibarat siraman air terhadap api kemarahan orang yang membencinya dan menyerah diri kepadanya (taslim).

Memanglah dalam kerangka ukhuwah, kita wajib mendidik untuk saling membuka diri dengan saling mengenali dan memahami sifat dan watak setiap ahli demi untuk saling nencintai dan saling membantu demi melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Namun demikian, ukhuwah perlu kepelopran, perlu uswah hasanah dari para seniornya.

Oleh karena itu, Ibda binafsika dengan menyebarkan salam, berbagi makanan dan mengulurkan bantuan. Perhatikan teguran Allah, “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin…” Bukanlah Rasulullah bersabda: “Sesiapa yang tidak mengasihi, maka dia tidak dikasihi”. Tunjukkan perhatian dengan setiap orang dimulai dengan tegur sapa. Tunjuk kasih sayang dengan bersalaman dan berangkulan.

Demi ukhuwah dan dakwah, kita harus sentiasa berlembut, pemaaf, mohonkan ampunan Allah untuk ummat dan berbincang dalam segala masalah. Sebagaimana firman Allah:

(فَبِمَا رَحۡمَةࣲ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِیظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِی ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِینَ) [سورة آل عمران 159]

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. [QS. Ali Imran 159]

Taqbbalallahu minnaa wa minkum shiyaamanaa wa shiyaamakum. Minal ‘Aaidiin wal faaiziin. Mohon maaf lahir batin. Semoga senantiasa kelurga besar kita sentiasa mendapat rahmat dan keberkahan Allah SWT. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin.

About Ahmed

maju terus pantang mundur! aku mah gitu orangnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top