Don't Miss
Home / Kajian Islam / Ukhuwah Islamiyah ( 2 )
Ukhuwah Islamiyah ( 2 )

Ukhuwah Islamiyah ( 2 )

umat islamSikap berpatah arang, berkerat rotan dengan memutuskan persaudaraan dan memilih hidup menyendiri ataupun berfirqoh (berpisah dari jama’ah) disebabkan perselisihan diantara sesama Muslim hukumnya haram. Didalam Hadis Nabi saw, menekankan pentingnya ketaatan kepada pemimpin, walaupun pemimpin itu dari kalangan hamba yang berkulit hitam dan kepalanya seperti kismis, dia wajib ditaati. Bahkan pemimpin yang fasiq sekalipun kita wajib bersabar untuk tidak memberontak. tetapi diperintahkan untuk tidak mentaati jika disuruh berbuat maksiat. Begitulah Islam menjaga persaudaraan dan persatuan.
Firman Allah:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Dan taatilah Allah da Rasul Nya dan janganlah kamu berselisih maka kamu jadi lemah dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (Al Anfal: 46).
Ketaqwaan yang akan mendorong tanggung jawab memelihara persaudaraan dan merasa berdosa jika terjadi saling bermasam muka dan tidak bertegur sapa atau saling membenci, saling mencaci, saling mengumpat dan sibuk memperhatikan dan mencari kejelekan saudaranya . Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
artinya : ‘Wahai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. (Qs. Al Hujurat: 12)
Sebaliknya taqwa akan melahirkan sikap setia terhadap perintah agama dan membenci penyimpangan sebagaimana Firmankan Allah:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“ Muhammad Rasulullah bersama pengikutnya keras terhadap kufar dan berkasih sayang dengan sesama mukmin, kamu melihat mereka ruku’ dan sujud (sangat memelihara hubungannya dengan Allah), karena mengharapkan anugerah Nya dan keredaan Nya, terpancar pada air mukanya kesan sujud (khusuk dan tawadlu). Begitulah diisyaratkan sifat-sifat orang mukmin didalam Taurat dan Injil. Bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu bertambah kuat dan bertambah besar, tegak lurus pada batangnya, menakjubkan orang-orang yang menanamnya, menjadikan kemaraham orang-orang kafir terhadap mereka, Allah menjanjikan kepada orang-orang beriman dan beramal saleh dikalangan mereka ampunan dan pahala yang besar (Al Fath 29).

Rasulullah saw juga bersabda: “ Tidak (sempurna) iman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.(Muttafaq ‘alaih).
Didalam menghayati hadis ini para sahabat nabi dapat membuktikan pada saat -saat yang paling kritis, yaitu menjelang hembusan nafas terakhir sebagai akibat peperangan. Mereka lebih rela menderita kehausan asalkan saudaranya yang lain dapat segera menikmati minuman yang ada.
Rasulullah saw bersabda: “.Perumpamaan orang-orang Islam dalam saling merindui dan saling menyayangi dan saling menaruh belas kasih seperti satu jasad. Jika ditimpa sakit salah satu anggotanya maka dirasakan oleh seluruh badannya dengan demam dan denyutan sakitnya.
Didalam memberi gambaran persaudaraan Islam Rasulullah saw membuat perbandingan bukan sekadar ibarat hubungan saudara senasab tetapi ibarat satu jasad, bukan saja dekat dan rapat tetapi menyatu dalam satu tubuh. Jika satu anggota badan sakit dirasakan sakitnya oleh seluruh tubuhnya seperti demam dan kadang sampai tidak bisa tidur.
Begitulah seharusnya perasaan setiap orang Muslim jika ada salah seorang saudaranya seagama yang menderita sakit atau mempunyai masalah akan merasakan sangat prihatin dan sanggup membantu dengan tenaga, waktu dan keuangan agar masalah saudara muslimnya itu dapat diselesaikan atau diringankan. Begitu pentingnya persoalan ukhuwah sehingga Rasulullah saw memperingatkan:’ Tidak masuk surga seorang pemutus, yaitu memutuskan sillaturahim”.(Mutafaq ‘alaih).
Didalam Hadis ini Rasulullah menekankan wajibnya memelihara silaturrahim dengan ancaman tidak akan masuk surga bagi yang memutuskan silaturrahim. Dengan putusnya silaturrahim dosa besar telah dilakukan sehingga ancamannya neraka. Dengan putusnya silaturrahim berakibat banyak hak dan kewajiban sesama muslim akan terabai, kesalahan tidak diselesaikan dengan saling memaafkan, bahkan kebencian dan permusuhan dihidupkan, yang akibatnya akan hanya menambah dosa. Allah tidak mengampunkan dosa yang dilakukan sesama Muslim sehingga mereka saling bermaafan.
Sabda Rasulullah saw: “ Hak Muslim terhadap sesama Muslim ada 6. Apabila engkau bertemu dia hendaklah mengucapkan salam kepadanya, apabila ia mengundangmu hendaklah engkau mendatanginya dan apabila ia meminta nasehat, maka nasehatilah dia, dan apabila bersin dia memuji Allah hendaklah engkau menyahut dengan do’a (yarhamukallah), dan apabila ia sakit hendaklah dilawati dan apabila dia mati hendaklah engkau menghantar” ( ke kubur). (Hadis Riwayat Muslim)..
Rasulullah memperincikan perbuatan sebagai hak seorang Muslim dari Muslim lainnya yang dampaknya bisa memelihara silturrahim, yaitu:

1. Mengucapkan salam dengan ucapan, Assalamu ‘alaikum ataupun “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh” (ucapan salam yang sempurna) adalah sebagai tegur sapa yang menunjukkan kemesraan. Tegur sapa dengan sekaligus saling mendo’akan, betapa luhurnya budi yang diajarkan Allah terhadap hamba Nya.

2. Memenuhi undangan kaum kerabat ataupun saudara Muslim ketika mereka mendapat kebahagiaan berfungsi untuk memelihara hubungan sosial, dengan bebagi kegembiraan dan kesyukuran atas nikmat Allah yang dikurniakan.

3. Memberi nasehat, saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran) adalah diantara sistem perhubungan dalam Islam, dengan berbagi masalah dengan memberi pandangan untuk mengatasi masalah itu.

4. Bersin adalah reaksi tubuh untuk menghilangkan halangan pernafasan, ia merupakan nikmat yang perlu disyukuri dengan ungkapan Alhamdulillah, Muslim yang mendengar ikut bersyukur dengan uapan yarhamukallah dan dijawab oleh yang bersin dengan ucapan yahdikumullah wayuslih baalkum. Terjadilah saling mendo’akan, menjadi bukti keikhlasan dalam persaudaraan.
5. Menjenguk ketika sakit bertujuan menunjukkan simpati terhadap penderitaan saudara dan berusaha meringankan bebannya dengan membawa obat-obatan atau makanan serta do’a kesembuhan.

6. Menziarahi kematian sehingga diantar kekubur. Dalam menziarahi kematian yang perlu perhatian seluruh saudara Muslim adalah solat jenazah , karena istighfar dan do’a bagi mayat didalam solat jenazah, merupakan bagian terpenting dalan ziarah kematian. Yang selanjutnya diantar kekubur sebagai penghormatan terakhir.
Jika diamalkan dengan bersungguh-sungguh keenam perkara diatas akan terjalin persaudaraan yang sempurna. Wajarlah ummat Islam memberi perhatian terhadap syari’ah ini sebagai landasan membina ukhuwah Islamiyah.

Tanggung jawab seseorang didalam Islam adalah memelihara diri, harta dan kehormatan sesama Islam, sebagaimana sabda Nabi, “ Orang Islam adalah haram darahnya, hartanya dan kehormatannya”. Orang Muslim ialah orang yang menyelamatkan orang Muslim lainnya dari tangannya dan lidahnya.

Begitu juga peranan amar ma’ruf dan nahi mungkar sangat besar untuk membina kesejahteraan ummat lahir batin dengan melaksanakan wajib (kifayah) bagi pemimpin (amir) yaitu amar (memerintah) dengan ma’ruf ( kebaikan), yaitu dengan membuat kebijaksanaan dan tatalaksana pemerintahannya baik dalam bidang politik dan keamanan, ekonomi dan keuangan serta pendidikan agama dan pengetahuan umum, yang bertujuan untuk kesejahteraan ummat untuk dunia dan akhirat. Dan mencegah kemungkaran dengan melindungi jiwa, harta dan kehormatan masyarakat dengan menegakkan hukum syari’ah sebagaimana ditetapkan Allah. -bersambung-

Oleh: Abi Harris Shuhada

About Ahmed

maju terus pantang mundur! aku mah gitu orangnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Scroll To Top